Studi eksperimental: Perbandingan kualitas preparat squash akar bawang merah (Allium cepa) berdasarkan durasi fiksasi
Keywords:
Preparat, Squash, Mitosis sel, FiksasiAbstract
Metode squash merupakan teknik preparasi jaringan untuk observasi mikroskopis dengan cara memencet (squash) potongan jaringan. Salah satu tahapan dalam pembuatan preparat pada metode ini yaitu tahap embedding (fiksasi). Fiksasi memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas struktur sel dan jaringan selama proses pewarnaan dan pengamatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh variasi durasi fiksasi terhadap kualitas preparat squash akar bawang merah (Allium cepa). Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan larutan fiksatif FAA (Formalin-Acetic Acid-Alcohol). Dua durasi fiksasi diterapkan, yaitu 30 menit dan 24 jam, untuk mengamati pengaruhnya terhadap kejelasan struktur sel dan kualitas latar belakang preparat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi fiksasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas preparat. Fiksasi selama 30 menit menghasilkan latar belakang lebih terang dan lebih bersih, dengan struktur dinding sel dan kromosom yang cukup tegas, sehingga memudahkan analisis yang lebih detail. Sebaliknya, fiksasi selama 24 jam menghasilkan latar belakang lebih gelap akibat intensitas resapan pewarnaan yang lebih tinggi, struktur sel dan kromosom terlihat lebih terwarnai. Perbedaan ini disebabkan oleh penetrasi larutan fiksatif yang lebih dalam pada durasi fiksasi yang lebih lama. Kesimpulannya, durasi fiksasi memengaruhi kualitas preparat squash, dengan fiksasi selama 30 menit memberikan hasil lebih optimal untuk pengamatan mikroskopis karena tingginya perbedaan kontras pada kromosom dengan warna latar belakangnya yang bersih dan terang.