Prosiding Seminas Internasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SINBASTRA)

Nilai-nilai profetik merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan berbagai persoalan berdasarkan nilai-nilai kenabian yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Nilai-nilai profetik, menurut ilmuwan, budayawan, dan sastrawan Kuntowijoyo, mengandung tiga elemen dominan, yakni humanisasi, liberalisasi dan transedensi. Humanisasi artinya memanusiakan manusia, melampaui“kebendaan”, ketergantungan, kekerasan dan kebencian dari manusia. Humanisasi sesuai dengan semangat liberalisme Barat, namun tidak hanya bertumpu pada humanisme antroposentris. Konsep humanisme profetik Kuntowijoyo berakar pada humanisme teosentris, pada nilai ketuhanan. Liberasi adalah gerakan pembebasan manusia dari segala penjajahan terhadap martabat manusia.Liberasi profetik dipahami dan didudukkan dalam konteks ilmu sosial yang memiliki tanggung jawab profetik untuk membebaskan manusia dari kekejaman kemiskinan, pemerasan kelimpahan, dominasi struktur yang menindas dan hegemoni kesadaran palsu. Berbeda dengan marxisme dan komunisme semangat liberatifnya menolak agama yang dipandangnya konservatif, ilmu sosial profetik mencari sandaran semangat liberatifnya pada nilai-nilai profetik transendental dari agama yang telah ditransformasikan menjadi ilmu yang objektif-faktual. Transendensi hendak menjadikan nilai-nilai transendental (keimanan) sebagai bagian penting dari proses membangun peradaban. Transendensi menempatkan agama (nilai-nilai Islam) pada kedudukan yang sangat sentral dalam ilmu sosial profetik.